Dari tahun ke tahun semakin berkembang saja kualitas perguruan tinggi di negeri ini. Kualitas suatu perguruan tinggipun tak hanya ditentukan oleh ke-eksis-an PT tersebut untuk show off kepada masyarakat, namun juga kelebihan yang mereka miliki. Contohnya, UGM adalah universitas yang sudah nomor wahid di kalangan masyarakat yang mengerti pendidikan, mahasiswanya rata-rata berkualitas. Jelas saja, mau masuk saja penyaringan begitu ketat, kadang harus bermodalkan keberuntungan. Berbeda dengan kampus tercinta kita, STMIK AMIKOM yang merupakan PT mandiri yang memulai segala sesuatunya dari bawah, bawah sekali. bahkan dari suatu kursus private, lembaga kursus, sampai kepada sekolah tinggi yang mempunyai mahasiswa lebih dari 5000 tiap tahunnya. what a wonderful power God has give..
Apa yang ita yakin, harus kita lakukan. Hidutp itu praktek sob! (Tukul, presenter Bukan 4 Mata)
Amikom dari tahun ke tahun dirasa cukup keras dalam bekerja mengembangkan potensi yang dimiliki. tak ayal lagi, beberapa kerjasama sudah dilakukan, bahkan sampai seorang Ian Livingstone yang notabene penemu Tomb Raider akhirnya berkenan untuk singgah demi membagikan ilmu tentang game yang dia miliki. Sungguh suatu kehormatan sekali bagi PT kelas Amikom. Bahkan selidik punya selidik, Ian hanya berkunjung ke kampus Amikom dan BiNus saja kawan! Beberapa even juga telah digelar. sampai mendatangkan juru bicara (untuk beberapa seminar serta workshop), juga mendatangkan para ahli untuk beberapa even mahasiswanya. sebut saja para Hacker, KPLI (Komunitas Pecinta Linux Indonesia), serta banyak event lainnya. Dari beberapa kebanggaan serta kemudahan akses dengan para orang hebat, tentu saja Amikom tidak lupa terus berusaha mengembangkan potensi ke dalam, baik itu material maupun non-material, dari mahasiswa, karyawan, serta dosennya.
Keberadaan serta pengaruh ilmu bagi kalangan terpelajar sangatlah penting. Baik itu ilmu yang telah ada, maupun ilmu yang harus kita gali. Sejak beberapa tahun yang lalu, tepatnya sekitar tahun 2008 STMIK AMIKOM Yogyakarta telah mencuri start dengan mengembangkan suatu pembelajaran untuk mahasiswa serta seluruh civitas kampus dengan menerapkan sistem E-Learning, dimana para dosen bebas mengunggah file hasil karya, baik teori matakuliah maupun hasil penelitian atau researchnya, dan mahasiswa dapat dengan bebas mengunduh. Suatu pemikiran yang efektif.
Research Amikom dalam mata Dunia Maya
Apa yang ita yakin, harus kita lakukan. Hidutp itu praktek sob! (Tukul, presenter Bukan 4 Mata)
Amikom dari tahun ke tahun dirasa cukup keras dalam bekerja mengembangkan potensi yang dimiliki. tak ayal lagi, beberapa kerjasama sudah dilakukan, bahkan sampai seorang Ian Livingstone yang notabene penemu Tomb Raider akhirnya berkenan untuk singgah demi membagikan ilmu tentang game yang dia miliki. Sungguh suatu kehormatan sekali bagi PT kelas Amikom. Bahkan selidik punya selidik, Ian hanya berkunjung ke kampus Amikom dan BiNus saja kawan! Beberapa even juga telah digelar. sampai mendatangkan juru bicara (untuk beberapa seminar serta workshop), juga mendatangkan para ahli untuk beberapa even mahasiswanya. sebut saja para Hacker, KPLI (Komunitas Pecinta Linux Indonesia), serta banyak event lainnya. Dari beberapa kebanggaan serta kemudahan akses dengan para orang hebat, tentu saja Amikom tidak lupa terus berusaha mengembangkan potensi ke dalam, baik itu material maupun non-material, dari mahasiswa, karyawan, serta dosennya.
Keberadaan serta pengaruh ilmu bagi kalangan terpelajar sangatlah penting. Baik itu ilmu yang telah ada, maupun ilmu yang harus kita gali. Sejak beberapa tahun yang lalu, tepatnya sekitar tahun 2008 STMIK AMIKOM Yogyakarta telah mencuri start dengan mengembangkan suatu pembelajaran untuk mahasiswa serta seluruh civitas kampus dengan menerapkan sistem E-Learning, dimana para dosen bebas mengunggah file hasil karya, baik teori matakuliah maupun hasil penelitian atau researchnya, dan mahasiswa dapat dengan bebas mengunduh. Suatu pemikiran yang efektif.
Research Amikom dalam mata Dunia Maya
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan komentar Anda, sopan, rapi, pake dasi #eh