Bicara tentang fakta dan segala kemungkinannya, copet rasanya masih menjadi trend. Trend? Yap, meski di jaman maju sekarang ini, setelah munculnya kendaraan umum otomatis untuk menekan angka kejahatan serta keamanan di kota-kota besar, salah satunya Jogja, namun situasi tersebut masih saja dimanfaatkan oleh tangan-tangan jahil biadab yang kita sebut copet.
sudah 2x saya mendapat cerita (Alhamdulillah saya tak pernah kecopetan, dan semoga saja tidak akan pernah) bahwa temen saya kecopetan di kendaraan umum, salah satunya bus kota dan kereta api (kayaknya kereta aja deh, soalnya udah nggak ada apinya) :D
Pertama, sebut saja Joko, maap nih pake sebut nama, gak papa yah boi, biar orang-orang tau dan bisa lgsung tanya kamu. ehehe. Minggu pagi kita janjian mau lari-lari skaligus jalan-jalan ke Sunmor UGM (Sunday Morniiiing, tempat muda mudi rekreasi ringan di Minggu pagi) bareng Firda. Nah, seusai itu kita pulang naik bus kota RAS yang bertrayek UGM-Condong Catur secara rumah kita concat jg. ehehe.. Firda duduk dibelakang, Joko duduk sama saya, dia waktu itu sedang asyik memainkan HPnya.
"Jok, ati2 lho HPne ngko ilang nek ditaruh sembarangan", kataku pada Joko yang menaruh HPnya di saku celana samping bawah (celana kargo 7/8).
"Gak gak pil, tak kek kene kok", (nggak2 pil, tak taruh sini kok), sambil menaruhnya di bawah dengan yakin. Rupanya bus kota sedang penuh. terlihat orang-orang dengan bermacam profesi naik. Kala itu belum ada Busway seperti sekarang. ada mas-mas yang terlihat rapi, ibu-ibu usai belanja, bapak-bapak, dan lain sebagainya. Minggu yang ramai, seperti biasa.
Pasar Condong catur yang menjadi tujuan kita sudah terlihat. rupanya banyak yang akan turun disini karena semua orang pada berdiri bersiap naik. Saya turun duluan lalu menunggu dibawah, Joko dibelakangku, bersama yang lain menunggu turun.
"Kok lama ya?", pikirku.
Turun dari bus Joko yang disusul Firda turun, tapi dia seperti orang kebingungan. rupanya saat itu juga dia sadar bahwa HPnya HILANG!! Seketika juga aku terbelalak kaget.
"Loh, kok iso?", tanyaku sambil memperhatikan dia ngecek, akupun juga ikut mengecek ulang celananya. Urgent! haha
Seketika pula terlihat hanya 2 orang saja yang turun dari bus kemudian bus melesat pergi.
Situasi sempat hening. Kemudian kami bergegas melakukan pencarian, siapa tahu orang yang ngambil, yang bersama kami tentunya masih beredar & kami masih ingat. pencarian kami telusuri di pasar.
Capek, nihil, ga tau harus gimana..
Akhirnya kami ke kost Firda untuk duduk-duduk sebentar melepas lelah. Kamipun saling berargumen dan bertukar cerita. Akupun bercerita kalau tidak mendapat firasat atau perlakuan apa-apa terkait pencopetan tadi. Joko bercerita kalau dia sewaktu turun seperti dipepet orang-orang dari samping dan belakang saat turun. dia juga tak memegangi HP karena yakin tidak akan terjadi apa-apa. hmm.. sepertinya dari situ pencopetan bermula.
Firda juga bercerita, bahwa dia berada dibelakang joko beserta orang yang memepet tadi. Dia juga sempat melihat orang menjatuhkan tisu ke bawah, mungkin orang tersebutlah biangnya. Dia pura-pura menjatuhkan tisu rupanya berkedok untuk mengambil HP. Yang menguatkan lagi, rupanya yang turun hanya 2 orang dari sekian banyak yang bergerombol. dan orang yang turun pun berpencar arahnya.
Nah, fenomena ini alangkah baiknya kalo kita jadikan pelajaran & pengalaman nantinya kalo kita berada dalam keramaian atau situasi yang tidak mendukung untuk konsentrasi terhadap barang bawaan kita. tentunya orang lain akan memanfaatkan kelengahan kita :D waspadalah!
Cerita kedua adalah adek kost, si Stevi. baru saja terjadi seminggu yang lalu saat dia balik ke JOgja dari Madiun naik kereta "Madiun Jaya". Sebenernya dia sudah merasa diawasi seseorang karena dia berdiri, menunggu sampai di stasiun tujuan. Dompet pun dia letakkan di depan-bawah sekali, saat itu dia membawa tas laptop acer dengan kretekan di depan, serta 2 tas lain. Sewaktu akan turun (padahal jelas pintu kereta belum terbuka secara otomatis) ada ibu-ibu yang teriak nggupuhi (bikin panik)
"Ayo mbak, ayo mbak", paniknya.
"Berisik banget nih ibu", pikir Stevi. Keadaan pun ramai, sepertinya sedang terjepit dan banyak yang turun di stasiun Bandara Adi Sucipto kali ini.
Setelah Stevi mengecek lagi, "Walah, dompetku kok nggak ada?", dan tersadar dompetnya raib. Sesal dan kesal bercampur menjadi satu.
Saat itu pula dia menelepon bank dan meneleponku dengan suara panik. saat itu pula aku pulang dari kantor dan menjemput dia di Bandara :D
Inti dari cerita nyata kedua ini, jangan bergerombol atau keluar dari pintu untuk turun sebelum pintu keluar agak sepi. dan jangan membawa uang dalam jumlah banyak dalam satu tempat, misal ditaruh didompet saja. atau menaruh surat-surat serta kartu berharga lain di dompet (lha dompet fungsinya jadi apa doong? naruh foto pacar kita doang?) :D beruntung Stevi hanya membawa uang tak lebih dari 20.000 rupiah. Tapi surat-surat berhargalah yang penting, karena lebih mahal & lama jika mengurusnya..
Ada juga cerita dari adek kost sewaktu jaman sekolah dulu di SMK Malang, waktu itu dia menaruh HPnya di saku celana (kala itu HP masih mahal & langka). Mitha namanya. dia baru saja pulang dari berjalan-jalan di kota. sewaktu duduk di angkot MM, sebelah kirinya tiba-tiba muntah-muntah, refleks si Mitha menolong mas-mas tersebut (ya ampun, mas-mas pake muntah. haghag) tentu saja agak membungkuk, karena masmasnya juga membungkuk. Ternyata pada saat itu pula orang disebelah Mitha mengambil Handphone miliknya. sampai akhirnya tiba di tujuan mitha baru menyadari bahwa HPnya telah raib. :)
Sungguh beberapa kejadian aneh bukan? dan kita harus tetap waspada pada sekitar. jangan cepat menjadi kasihan pada orang yang belum kita kenal, karena belum tentu dia bermaksud baik atau nggak. Think SMART yak!
Pertama kali punya HP dan usia belom ada beberapa tahun di pegang tangan eeeeh ternyata kok malah sudah berganti tangan ke orang lain yang ndak ijin dl.....Ikhlaskan saja
BalasHapusturut berduka atas hilangnya tuh HP, waspadalah waspadalah,,
BalasHapus@joko : ho oh bro.. sabar sabarrrr...
BalasHapussekarang kan HP nya lebih gaoooll. hihi
@dee : iya dee.. tetep waspada sama orang disekitar, apalagi yg suka mefett mefett :D
inspiratif
BalasHapus